Apa itu Physical model Database

 

Pengertian Physical model Database

Physical model database atau model fisik basis data adalah representasi dari bagaimana data akan disimpan secara fisik dalam sistem manajemen basis data (DBMS). Ini adalah tahap yang lebih detail setelah model konseptual dan logis, di mana semua keputusan teknis dan implementasi spesifik dipertimbangkan. Pada model fisik, fokus utamanya adalah pada cara data akan diorganisasikan, diakses, dan dioptimalkan di tingkat sistem penyimpanan.

Beberapa aspek penting dari model fisik basis data meliputi:

1. Tabel dan Kolom Fisik:

Pada tahap ini, tabel-tabel yang didesain pada model logis diterjemahkan menjadi tabel yang sesungguhnya pada DBMS. Setiap tabel memiliki kolom yang mendefinisikan tipe data yang akan digunakan (misalnya, INT, VARCHAR, DATE, dll.) serta ukuran yang sesuai.

2. Indeks (Indexing):

Untuk mempercepat pencarian dan akses data, indeks dapat ditambahkan pada kolom tertentu. Indeks bekerja seperti daftar isi yang memungkinkan DBMS untuk menemukan data lebih cepat, tetapi juga harus diseimbangkan karena indeks dapat memperlambat operasi penulisan dan pembaruan data.

3. Partisi Data (Data Partitioning):

Dalam sistem basis data besar, data dapat dipartisi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi penyimpanan. Data bisa dipartisi berdasarkan rentang nilai, hash, atau metode lainnya.

4. Keamanan dan Akses (Security and Access Control):

Pada model fisik, pengaturan akses pengguna dan izin dilakukan untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses, memperbarui, atau menghapus data. Ini juga melibatkan implementasi mekanisme enkripsi dan audit untuk memastikan keamanan data.

5. Kompresi dan Pengelolaan Ruang:

Pengelolaan ruang penyimpanan juga diperhitungkan dalam model fisik. Basis data besar memerlukan metode kompresi data untuk menghemat ruang penyimpanan serta teknik untuk mengalokasikan dan memelihara blok-blok penyimpanan yang efisien.

6. Pengelolaan Transaksi (Transaction Management):

Pada tahap ini, penanganan transaksi juga diatur untuk memastikan bahwa operasi basis data dilakukan dengan konsistensi dan integritas data. Mekanisme seperti penguncian (locking) dan isolasi (isolation) digunakan untuk menangani operasi multi-pengguna.

7. Optimalisasi Kinerja (Performance Optimization):

Desain fisik juga harus mempertimbangkan bagaimana cara memaksimalkan kinerja sistem, termasuk pengaturan buffering, caching, penggunaan indeks secara bijak, dan cara basis data memproses query yang kompleks.

Contoh Model Fisik:

  • Nama Tabel: Pelanggan
    • Kolom:
      • ID_Pelanggan (INT, PRIMARY KEY, AUTO_INCREMENT)
      • Nama (VARCHAR(255))
      • Email (VARCHAR(255), UNIQUE)
      • Tanggal_Lahir (DATE)
  • Indeks:
    • Indeks pada kolom Email untuk mempercepat pencarian pelanggan berdasarkan email.

Perbedaan antara Model Fisik, Logis, dan Konseptual:

  • Model Konseptual: Memetakan entitas, hubungan, dan atribut secara umum tanpa rincian teknis.
  • Model Logis: Memetakan entitas ke dalam tabel dengan atribut yang lebih rinci sesuai dengan DBMS, tetapi tanpa detail implementasi fisik.
  • Model Fisik: Merupakan tahap paling rinci yang melibatkan keputusan terkait bagaimana data akan disimpan dan diakses secara nyata pada sistem penyimpanan.

Dengan kata lain, model fisik basis data adalah langkah akhir dalam perancangan basis data, di mana pengembang memperhitungkan detail teknis dan operasional untuk memastikan bahwa basis data tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga optimal dalam hal kinerja dan pemakaian sumber daya sistem.

Komentar